Profil Desa Kebandungan
Ketahui informasi secara rinci Desa Kebandungan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kebandungan, Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Mengupas tuntas kondisi geografis, demografi penduduk, potensi ekonomi agraris, tantangan infrastruktur, serta dinamika pemerintahan di salah satu desa penyangga vital di kawasan perbukitan selatan
-
Sentra Agraris di Ketinggian
Desa Kebandungan merupakan basis utama sektor pertanian di wilayah perbukitan, dengan komoditas padi, palawija, dan potensi perkebunan seperti kopi sebagai penopang utama ekonomi warganya
-
Tantangan Infrastruktur dan Bencana
Berada di kawasan dengan topografi berbukit, desa ini menghadapi tantangan nyata terkait kondisi infrastruktur jalan dan kerawanan bencana alam seperti tanah longsor dan erosi sungai
-
Pemerintahan Adaptif dan Responsif
Pemerintah Desa menunjukkan dinamika perencanaan pembangunan yang aktif melalui musyawarah desa serta responsif terhadap mitigasi bencana, seperti yang terlihat dari penanganan tebing sungai dan dampak cuaca ekstrem

Desa Kebandungan, yang terhampar di kawasan perbukitan Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ialah salah satu pilar penting penyangga kehidupan agraris di wilayah selatan Brebes. Jauh dari hiruk pikuk pusat kabupaten, desa ini menyimpan potret kehidupan masyarakat yang tangguh, bertumpu pada kekayaan alam dan kesuburan tanahnya. Sebagai bagian integral dari Kecamatan Bantarkawung, Kebandungan tidak hanya berfungsi sebagai lumbung pangan tetapi juga sebagai barometer stabilitas sosial dan lingkungan di kawasan perbatasan yang memiliki karakteristik topografi unik. Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Kebandungan, dari kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga dinamika pemerintahan dan tantangan yang dihadapinya.
Lokasi Geografis dan Kondisi Wilayah
Secara administratif, Desa Kebandungan merupakan satu dari 18 desa yang berada di bawah naungan Kecamatan Bantarkawung. Letaknya di bagian selatan Kabupaten Brebes menempatkannya pada wilayah dengan topografi dominan perbukitan dan lembah. Ketinggian wilayahnya yang rata-rata di bawah 500 meter di atas permukaan laut memberikan hawa yang sejuk serta tanah yang subur, sangat ideal untuk kegiatan pertanian tadah hujan maupun persawahan beririgasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes, Kecamatan Bantarkawung memiliki luas total sekitar 208,18 km². Desa Kebandungan menjadi salah satu komponen penting yang membentuk luas tersebut. Wilayah desa ini secara langsung berbatasan dengan desa-desa tetangga di dalam lingkup kecamatan yang sama. Di sebelah utara, timur, selatan dan barat, wilayahnya dikelilingi oleh lanskap perbukitan dan lahan pertanian milik desa lain, membentuk sebuah ekosistem sosial-ekonomi yang saling terkait.
Batas wilayahnya secara spesifik meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Pangebatan
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Karangpari dan Desa Telaga
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah hutan negara (Perhutani) dan Kabupaten Cilacap
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Jipang
Struktur tanah di Kebandungan didominasi oleh jenis latosol dan aluvial yang subur, menjadikannya lahan produktif untuk berbagai jenis tanaman. Kondisi ini juga yang membuat sebagian besar bentang alamnya berupa area persawahan terasering yang indah, ladang palawija, serta kebun-kebun yang dikelola oleh masyarakat setempat. Keberadaan aliran anak-anak Sungai Pemali juga menjadi faktor vital yang menopang sistem irigasi pertanian di beberapa dusun.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Menurut data kependudukan terbaru yang dirilis melalui publikasi "Kecamatan Bantarkawung dalam Angka", populasi Desa Kebandungan mencerminkan komposisi penduduk pedesaan yang khas. Jumlah penduduk yang mendiami desa ini menjadi salah satu yang cukup signifikan di antara desa-desa lain di kecamatan tersebut. Data yang akurat mengenai jumlah jiwa, kepala keluarga, serta rincian jenis kelamin dan kelompok usia menjadi acuan utama bagi pemerintah desa dalam merancang program pembangunan dan pemberdayaan.
Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduk Desa Kebandungan tergolong sedang, tidak sepadat wilayah pantura Brebes. Sebaran penduduknya cenderung mengelompok di beberapa dusun atau kampung, yang biasanya terhubung oleh jalan desa. Struktur demografi ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif, dengan mata pencaharian utama yang hampir seragam.
Sebagian besar warga Desa Kebandungan menggantungkan hidupnya pada sektor agraris. Mereka bekerja sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Komposisi ini menegaskan identitas Kebandungan sebagai desa pertanian. Di luar sektor tersebut, sebagian kecil penduduk lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai swasta, aparatur sipil negara (ASN), serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang produknya masih berkaitan erat dengan hasil bumi.
Potensi Ekonomi Berbasis Agraris dan Sumber Daya Alam
Kekuatan utama ekonomi Desa Kebandungan terletak pada pundak sektor pertanian. Lahan persawahan yang luas menjadi andalan untuk produksi padi, yang hasilnya tidak hanya untuk konsumsi lokal tetapi juga dipasok ke pasar-pasar di tingkat kecamatan dan kabupaten. Selain padi, para petani juga aktif menanam komoditas palawija seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan, terutama di lahan kering atau tegalan.
Selain tanaman pangan, wilayah Kebandungan dan Kecamatan Bantarkawung secara umum memiliki potensi besar untuk pengembangan tanaman perkebunan. Berdasarkan pemetaan potensi daerah, komoditas seperti kopi dan cengkeh sangat cocok untuk dibudidayakan di dataran tinggi ini. Beberapa warga telah mulai menanam kopi secara subsisten, dan ini menjadi peluang besar jika dikelola secara serius melalui kelompok tani untuk meningkatkan nilai jual dan menjadikannya produk unggulan desa.
Di luar pertanian, sektor peternakan juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi banyak keluarga. Warga umumnya memelihara ternak seperti kambing, domba, dan ayam kampung. Meskipun skalanya masih tradisional, sektor ini memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut melalui program pembibitan dan pakan yang lebih modern.
Sayangnya, potensi di sektor pariwisata belum tergarap secara optimal. Desa Kebandungan sesungguhnya memiliki modal alam yang menarik, yakni panorama perbukitan yang hijau, suasana pedesaan yang asri, dan persawahan terasering. Potensi ini dapat dikembangkan menjadi agrowisata atau ekowisata berbasis komunitas. Namun pengembangannya masih terkendala oleh aksesibilitas dan minimnya promosi serta infrastruktur penunjang.
Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur
Roda pemerintahan di Desa Kebandungan dijalankan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan didukung oleh perangkat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dinamika pemerintahan berjalan cukup aktif, terutama dalam perencanaan pembangunan. Hal ini tercermin dari kegiatan-kegiatan strategis seperti Musyawarah Desa (Musdes) untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Sebagai contoh, pada Agustus 2024, Pemdes Kebandungan telah melaksanakan Musdes untuk membentuk tim penyusun RKPDes tahun 2025, yang dihadiri oleh perwakilan dari kecamatan. Langkah ini menunjukkan adanya proses perencanaan yang partisipatif dan terstruktur.
Meskipun demikian, pembangunan infrastruktur tetap menjadi salah satu tantangan terbesar. Kondisi geografis yang berbukit membuat pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi pekerjaan yang mahal dan rumit. Berdasarkan laporan media pada awal 2023, beberapa ruas jalan di Desa Kebandungan mengalami kerusakan cukup parah, dengan aspal yang mengelupas dan lubang yang membahayakan pengendara, terutama saat musim hujan. Keluhan warga terkait kondisi ini menandakan adanya kebutuhan mendesak untuk perbaikan infrastruktur konektivitas guna melancarkan mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian.
Di sisi lain, pemerintah daerah dan pusat menaruh perhatian pada isu mitigasi bencana di wilayah ini. Pada April 2025, Bupati Brebes melakukan peninjauan langsung ke tebing Sungai Pemali di Desa Kebandungan yang rawan erosi. Kunjungan ini merupakan respons cepat terhadap potensi ancaman dan menegaskan komitmen pemerintah untuk segera menangani pembangunan tanggul sungai. Perhatian ini sangat vital mengingat Desa Kebandungan pernah dilanda bencana angin puting beliung pada akhir 2019 yang merusak puluhan rumah warga dan fasilitas pendidikan, menunjukkan kerentanan wilayah ini terhadap cuaca ekstrem.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Kebandungan hidup dalam tatanan sosial yang kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini terlihat jelas dalam berbagai kegiatan komunal, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga membantu sesama warga yang sedang membangun rumah atau mengadakan hajatan. Ikatan sosial yang kuat ini menjadi modal penting dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk saat terjadi bencana.
Dari sisi budaya, wilayah Kecamatan Bantarkawung, termasuk Kebandungan, merupakan area akulturasi budaya yang menarik. Di sini, pengaruh budaya Sunda dan Jawa bertemu. Hal ini tecermin dari bahasa sehari-hari yang digunakan oleh sebagian masyarakat, yakni perpaduan antara Bahasa Sunda (dialek Brebes) dan Bahasa Jawa. Nama-nama tempat yang berbau Sunda juga masih banyak dijumpai, menandakan jejak historis wilayah ini yang pernah menjadi bagian dari pengaruh kerajaan Sunda di masa lampau.
Kehidupan beragama juga berjalan harmonis, dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam. Kegiatan keagamaan rutin dilaksanakan di masjid-masjid dan musala yang tersebar di setiap dusun, menjadi pusat aktivitas spiritual dan sosial bagi masyarakat.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Sebagai sebuah desa yang sedang berkembang, Kebandungan dihadapkan pada serangkaian tantangan yang perlu diatasi secara komprehensif. Isu utama tetap pada sektor infrastruktur jalan yang belum merata, yang menjadi penghambat utama laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ketergantungan yang sangat tinggi pada sektor pertanian membuat desa ini rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan dampak perubahan iklim seperti kekeringan atau curah hujan ekstrem. Tantangan lainnya yaitu mitigasi bencana, di mana lokasi geografisnya menuntut kewaspadaan tinggi terhadap ancaman longsor dan erosi sungai.
Namun, di balik tantangan tersebut, Desa Kebandungan menyimpan prospek masa depan yang cerah. Optimalisasi sektor pertanian melalui diversifikasi tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti kopi bisa menjadi motor penggerak baru. Pengembangan UMKM pengolahan hasil pertanian juga dapat menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja. Lebih jauh lagi, jika infrastruktur konektivitas berhasil dibenahi, potensi agrowisata yang berbasis pada keindahan alamnya dapat mulai dikembangkan secara bertahap.
Pada akhirnya, Desa Kebandungan merupakan representasi dari wajah desa agraris di pegunungan Jawa: sebuah komunitas yang tangguh dan produktif, namun memerlukan sentuhan pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Kolaborasi yang solid antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemerintah kabupaten menjadi kunci untuk membuka seluruh potensi yang tersembunyi dan membawa Desa Kebandungan menuju masa depan yang lebih sejahtera.